Mengoptimalkan Rapat Organisasi Mahasiswa: Panduan Praktis untuk Efisiensi dan Efektivitas

Anas Ardi
6 min readMay 9, 2023

--

Pendahuluan

Banyaknya wadah pengembangan diri yang bertebaran di lingkungan kampus membuat kelas perkuliahan bukanlah satu-satunya wadah pembelajaran bagi mahasiswa. Dengan banyaknya opsi kegiatan yang bermanfaat, mahasiswa memiliki kebebasan untuk mengeksplorasi potensi dan minat dirinya. Mahasiswa sudah lebih realistis dan selektif dalam memilih kegiatan yang menguntungkan dan memberikan timbal balik yang jelas. Dalam realitas yang berkembang pesat saat ini, organisasi mahasiswa sedang menghadapi tantangan besar untuk mempertahankan eksistensinya sebagai wadah pembelajaran dan pengembangan diri. Eksistensi organisasi mahasiswa dinilai redup dan sering dianggap ketinggalan zaman karena masih mempertahankan tradisi turun temurun yang konservatif, substansi yang normatif, serta tidak adaptif terhadap perkembangan zaman. Rapat atau pertemuan yang dilakukan di organisasi mahasiswa juga kerap dinilai kompleks dengan durasi yang lama dan tidak efektif.

Rapat adalah pertemuan di mana dua orang atau lebih berkumpul untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), rapat digambarkan sebagai pertemuan atau perkumpulan untuk berdiskusi tentang suatu hal. Dalam konteks organisasi mahasiswa, rapat bertujuan untuk membahas rencana, kemajuan, dan hasil dari program kerja serta target yang ingin dicapai. Intensitas dan durasi rapat bisa bervariasi tergantung pada kesepakatan antara anggota. Namun, seringkali terjadi masalah di mana rapat berlangsung lama meskipun topik yang dibahas tidak begitu banyak. Durasi rapat yang lama dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti keterlambatan kedatangan anggota, pembahasan topik yang tidak terstruktur, perdebatan yang tidak terkendali, hingga ketidaktegasan moderator atau pemimpin rapat. Dalam esai ini, penulis akan menjelaskan bagaimana cara membuat rapat lebih efisien dengan memberikan saran dan masukan serta menerapkan pendekatan dan framework yang bermanfaat. Penulis akan membagi penjelasan menjadi tiga fase rapat: sebelum rapat, selama rapat, dan setelah rapat.

Isi

Sebelum menginisiasi sebuah rapat, kita perlu menentukan jadwal yang tepat untuk pelaksanaannya. Rapat yang baik tidak dilakukan terlalu pagi maupun terlalu malam, hindari pelaksanaan rapat di tanggal merah dan hari libur seperti hari Sabtu dan Minggu. Kita juga perlu memperhatikan waktu-waktu ibadah yang sebaiknya tidak diganggu seperti Jumat siang, Minggu pagi, dan sekitar waktu Maghrib yang memiliki periode yang singkat. Ketentuan ini bukanlah sesuatu yang mutlak, tetapi sangat baik jika diingat. Pelaksanaan rapat harus kembali lagi pada kesepakatan dengan memperhatikan kesenggangan dan kesanggupan antaranggota. Penulis merekomendasikan aplikasi When2Meet untuk mengatur dan mengetahui preferensi pilihan waktu untuk pelaksanaan rapat. Apabila diperlukan, kita dapat membuat reminder di Google Calendar untuk seluruh anggota agar tidak lupa.

Setelah menentukan jadwal rapat, kita dapat menentukan tempat dan mekanisme pelaksanaan rapat . Pastikan tempat pelaksanaan rapat adalah tempat yang aman, nyaman, dan mudah dijangkau dengan oleh seluruh anggota. Selanjutnya, kita dapat menyusun outline atau roadmap untuk mekanisme pelaksanaan rapat. Outline berfungsi untuk menentukan topik apa saja yang ingin dibahas selama rapat. Outline juga memiliki fungsi agar pembahasan rapat tidak ke mana-mana dan terfokus pada hasil akhir. Dalam penyusunan outline, penulis merekomendasikan untuk menyusunnya dengan menggunakan matriks Eisenhower. Matriks ini membantu kita membedakan antara bahasan penting yang mendesak dengan bahasan penting yang kurang mendesak. Dengan ini, topik atau bahasan penting dan mendesak akan mendapatkan prioritas tertinggi untuk dibahas terlebih dahulu serta membantu semua anggota rapat memahami prioritas dan fokus untuk mencapai tujuan.

Dalam sebuah rapat, kita juga membutuhkan seorang moderator dan notulen. Moderator bertugas untuk memimpin jalannya rapat. Moderator haruslah seseorang yang tegas, berwibawa, dan paham dengan topik yang akan dibahas dalam rapat. Moderator juga bertanggung jawab untuk menentukan apakah outline rapat sudah terpenuhi atau belum. Tidak kalah penting dengan moderator, rapat juga membutuhkan seorang notulis yang bertugas untuk mencatat hasil rapat dan membuat notulen rapat. Notulis haruslah seseorang yang cermat, teliti, dan mampu mencatat dengan jelas dan ringkas. Dengan adanya moderator dan notulis, rapat diharapkan dapat berjalan dengan lebih efektif dan efisien. Rapat juga dapat menghasilkan keputusan yang tepat dan bermanfaat bagi organisasi mahasiswa. Rapat yang baik adalah rapat yang tidak hanya membahas masalah, tetapi juga memberikan solusi dan tindak lanjut.

Selama rapat, penting untuk memulai dengan salam pembuka yang hangat. Kemudian, moderator dapat melakukan pengecekan kehadiran untuk seluruh anggota rapat. Jika ada anggota yang tidak hadir, moderator dapat mengonfirmasi keadaan mereka kepada anggota yang hadir untuk memastikan semuanya dalam kondisi aman. Meskipun belum semua anggota hadir, rapat tidak perlu ditunda sehingga rapat tetap dimulai sesuai waktu yang sudah ditentukan. “Ketepatan waktu bukan hanya soal efisiensi, tetapi juga soal menghargai. Saat kita memulai rapat tepat waktu, kita tidak hanya mengoptimalkan penggunaan waktu, tetapi juga memberikan penghargaan kepada mereka yang telah datang tepat waktu. Ini adalah bentuk penghormatan terhadap komitmen dan dedikasi mereka.” Akan tetapi, untuk memulai rapat yang efisien, perlu ditekankan bahwa kita dapat memastikan bahwa orang-orang yang berperan penting dalam rapat sudah hadir.

Sembari menunggu anggota yang belum hadir, kita dapat memulai bahasan rapat dengan topik yang ringan terlebih dahulu. Penulis seringkali melakukan sesi “Check in Question” atau bertanya kepada anggota sebuah pertanyaan ringan yang dapat membuat cair suasana. Pertanyaan seperti “Bagaimana kabar hari ini?”, “Eh, lagi pada sibuk apa akhir-akhir ini?”, atau “Gimana tadi perjalanannya?” dapat meningkatkan sense of belonging antaranggota. Sense of Belonging, atau rasa memiliki, adalah perasaan yang ada dalam diri di mana mereka merasa menjadi bagian dari kelompok atau organisasi tersebut. Dengan meningkatnya sense of belonging, anggota dapat lebih memberikan performa terbaiknya karena merasa diterima, diperhatikan, dan didukung. Selain itu, sesi ini juga memberikan pengingat bahwa setiap anggota memiliki kesibukan lainnya sehingga kita harus mengefisiensikan rapat demi menghargai waktu yang mereka luangkan untuk mengikuti rapat.

Selanjutnya, kita dapat memasuki topik rapat yang sebenarnya dengan membahas outline secara umum untuk memberi gambaran tentang berapa lama dan seberapa banyak topik yang akan dibahas pada rapat kali ini. Kemudian, kita dapat membahas topik yang ada di outline satu persatu. Selama rapat, moderator harus tegas dengan membuat rapat yang kondusif serta berorientasi untuk menyelesaikan bahasan yang ada di outline. Sebelum berganti topik, moderator dapat memberikan kesempatan untuk melakukan diskusi, sharing, atau bertanya kepada seluruh anggota rapat. Hal ini dilakukan untuk menjaga fokus, menciptakan rapat yang interaktif, dan memastikan topik dapat dipahami seluruh anggota. Selain itu, moderator juga harus memberikan lingkungan yang inklusif dan membuat seluruh anggota dapat dengan nyaman terlibat di dalam rapat.

Berdasarkan pengalaman penulis, rapat yang efektif idealnya paling lama kurang lebih berdurasi 2 jam. Hal ini didasarkan dengan sebuah penelitian di University of California yang menyebutkan bahwa konsentrasi manusia cenderung menurun setelah 2 jam. Dengan membatasi durasi rapat, kita dapat memastikan semua anggota rapat tetap fokus dan terlibat. Rapat yang terlalu panjang juga dapat membuat anggota merasa lelah dan bosan. Tujuan terpenting dari rapat berdurasi 2 jam adalah “Seluruh anggota rapat akan lebih termotivasi untuk membahas topik secara efisien dan efektif.” Namun, perlu diingat bahwa durasi rapat yang ideal juga tergantung pada tujuan dan topik rapat. Jika dalam 2 jam target topik bahasan rapat belum tercapai, moderator dapat membuat kesepakatan dengan seluruh anggota apakah rapat dapat dilanjutkan atau tidak. Keputusan untuk melanjutkan rapat atau tidak ada di tangan moderator berdasarkan hasil diskusi dan pertimbangan. Jika mayoritas anggota rapat setuju untuk melanjutkan, moderator dapat menentukan tambahan waktu yang akan dilakukan. Jika tidak, moderator dapat menutup rapat dan mengagendakan rapat selanjutnya.

Sebelum rapat berakhir, moderator wajib membacakan hasil dari topik yang sudah dicatat notulensi dan kesimpulan dalam rapat. Moderator harus memastikan bahwa seluruh anggota dapat memahami dengan baik hasil dan kesimpulan rapat. Moderator juga dapat menginisiasikan jadwal rapat selanjutnya berdasarkan topik bahasan mendatang dan kesepakatan seluruh anggota. Dengan demikian, maka rapat dapat ditutup dengan salam dan dilanjutkan dengan kalimat afirmasi positif dan penyemangat untuk seluruh anggota. Apabila diperlukan, seluruh anggota dapat melakukan foto bersama untuk dokumentasi dan kenang-kenangan.

Kesimpulan

Dalam rangka meningkatkan efektivitas rapat di lingkungan organisasi mahasiswa, terdapat sejumlah aspek yang perlu diperhatikan mulai dari persiapan sebelum rapat, pelaksanaan selama rapat, hingga langkah-langkah tindak lanjut setelah rapat. Sebelumnya, tahapan menentukan jadwal yang optimal serta menyusun outline rapat dengan jelas menjadi hal krusial untuk memastikan keberlangsungan rapat yang terarah. Selama rapat, peran moderator menjadi sangat penting dalam menjaga kelancaran diskusi dan memastikan partisipasi aktif dari seluruh anggota. Durasi rapat yang disarankan berada dalam rentang waktu sekitar dua jam, dengan pertimbangan memperhatikan tingkat konsentrasi dan motivasi anggota. Setelah rapat berakhir, penting untuk merumuskan kesimpulan dari hasil diskusi serta menetapkan langkah-langkah lanjutan yang perlu diambil. Penyampaian apresiasi kepada seluruh anggota atas kontribusi dan partisipasi mereka juga menjadi hal yang tak kalah penting. Dengan memperhatikan tahapan-tahapan ini, diharapkan rapat di lingkungan organisasi mahasiswa dapat menjadi wadah yang efektif untuk mencapai tujuan bersama serta mempererat kerja sama antaranggota.

Rekomendasi Penulis

Setiap saran dan masukan yang ada dalam esai ini adalah murni dari pengalaman penulis yang disesuaikan dengan beberapa pendekatan framework. Penulis meminta pembaca untuk dapat mengenali kriteria dan karakteristik dari organisasi mahasiswa yang diikuti. Tidak semua saran dan masukan dapat dilakukan secara mutlak, perlu penyesuaian dan beberapa pertimbangan sesuai budaya dan kebiasaan dari masing-masing organisasi mahasiswa.

“Tak hanya kehadiran dalam rapat yang mengubah dunia, tetapi semangat kolaboratif dan tekad untuk mencapai tujuan bersama yang sesungguhnya membentuk perubahan.” -Nelson Mandela

--

--

Anas Ardi
Anas Ardi

No responses yet